Turibulum atau Wiruk



T
uribulum atau biasa disebut pedupaan atau Wiruk adalah sebuah alat yang digunakan untuk mensuplai yang dibuat dengan logan, dan digantung dengan rantai. Warnanya pun ada yang berwarna emas, dan ada juga yang berwarna silver, wiruk juga ada berbagai macam bentuk, Ada juga berbagai macam nama wiruk itu sendiri berasal dari berbagai Negara seperti,  bahasa Belanda yaitu Wierooksvat. Dalam bahsa Latin namanya Turibulum, dan bahasa Inggris namanya Thurible atau censer. Biasanya wiruk digunakan dalam misa Gereja Katolik, kegunaannya itu untuk pendupaan liturgi. Di dalam wiruk diletakkan arang yang dibakar hingga menjadi bara api, lalu di atasnya ditaburkan serbuk dupa sehingga menghasilkan asap dupa yang membubung dan menyebarkan bau harum. Asap dupa ini adalah simbol naiknya doa-doa umat beriman kepada Tuhan. Tujuan Gereja Katolik memakai dupa / wiruk adalah untuk membangkitkan jiwa umat beriman agar berdoa dengan khidmat.
Sekarang, kita belajar cara menggunakan 
wiruk, pembawa wiruk memegang pangkal rantai dengan tangan kanan, lalu saat membuka dan menutup wiruk, caranya yaitu memegang kedua rantai dengan tangan kiri lalu tangan kanqn membuka lingkaran yang ada di tengah ke atas lalu ketika sudah dibuka, tangan kanan memegang rantai wiruk yang satunya dan ditarik keatas sesuai batasan lingkarannya, setelah itu kedua rantai di pegang tangan kiri dan tangan kanan mengangkat wiruk untuk diisi dupa oleh pastor. Ketika selesai, wiruk di lepaskan dan tangan kanan menurunkan rantai sebelah kanan sampai wiruk tertutup, lalu rantai dipegang lagi oleh tangan kiri dan tangan kanan menurunkan lingkaran kebawah. Sekarang cara untuk mendupai caranya yaitu wiruk di ayunkan secara 2 kali lalu di turunkan dilakukan seperti itu 2/3 kali secara terus menerus, atau pun bisa lebih. Wiruk dipegang oleh misdinar (putra putri altar) saat bertugas. Nah, sekarang sudah tau kan, sedikit pemahaman tentang wiruk / turibulum, semoga anda menyukainya! 

Komentar